Ratu Elizabeth II Terakhir Kalinya Beri Gelar Kesatria kepada Komposer Star Wars John Williams

OPINIMUSIK.com – Pada hari Kamis, 8 September 2022, Ratu Elizabeth II meninggal. Posisi sang mendiang ratu yang mulai memerintah dari 6 Februari 1952 dan dimahkotakan pada 2 Juni 1953 ini kemudian didukung oleh Pangeran Charles III yang kini bergelar Raja Charles III.

Ratu Elizabeth II Terakhir Kalinya Beri Gelar Kesatria kepada Komposer Star Wars John Williams

Selama masa pemerintahannya yang panjang sekitar 70 tahun, Ratu Elizabeth II telah banyak memberikan gelar kesatria untuk orang-orang tertentu di dunia. Mulai dari politik, atlet, seniman, hingga orang-orang biasa.

Dilansir dari Deadline, salah satu gelar kesatria terakhir dari Ratu Elizabeth II diberikan untuk komposer legendaris di dunia perfilman, John Williams. Gelar ini disahkan oleh sang ratu sebelum meninggal dunia.

Ratu Elizabeth II Terakhir Kalinya Beri Gelar Kesatria kepada Komposer Star Wars John Williams

Gelar kesatria ini merupakan penghargaan kehormatan yang bertujuan untuk mengakui warga negara dalam negeri maupun warga negara asing yang telah memberikan kontribusi ke Britania Raya (UK, United Kingdom).

Ikonis

John Williams terkenal sebagai seorang komposer yang telah memberikan sentuhannya dalam musik-musik di dunia perfilman. Dia dikenal selalu bekerja sama dengan sutradara Steven Spielberg, film terbarunya berjudul The Fabelmans.

Beberapa karya komposer berusia 90 tahun ini antara lain dapat kita kenali ada dalam film Jaws, film seri Star Wars, film seri Indiana Jones, film seri Jurassic Park, film seri Harry Potter, dan masih banyak lagi. Semua musik-musik ikonis itu lahir dari tangan dinginnya.

John Williams yang telah berkarier selama lebih dari 65 tahun ini, tentu saja mencatatkan namanya di berbagai jenis penghargaan musik bergengsi. Contohnya Academy Awards atau yang dikenal dengan nama Oscar.

Dia telah mendapatkan 5 Oscar. 4 pemenang Best Original Score untuk ilmu yakni Jaws (1975), Star Wars Episode IV: A New Hope (1977), E.T. the Extra-Terrestial (1982), dan Schindler’s List (1993). Satunya lagi Original Scoring Score untuk film Fiddler on the Roof (1971).

Di penghargaan Grammy Awards, dia bahkan telah mendapatkan 21 piala.

Ditolak David Bowie

Dilansir dari Billboard, gelar kesatria sudah banyak diberikan kepada orang-orang dari dunia musik. Seperti Paul McCartney, Ringo Starr, Elton John, Mick Jagger, Bono dari band U2, The Bee Gees dan banyak lagi.

Di sisi lain, ada juga musisi yang menolak gelar ksatria ini. Contohnya David Bowie. Pelantun lagu “Heroes” ini menolak gelar itu pada 2003.

“Aku tidak akan pernah punya minat menerima hal semacam itu. Aku benar-benar tidak tahu untuk apa hal seperti itu. Bukan untuk itu saya hidup saya bekerja.” dia.

Lagu The Rolling Stones ‘Have You Seen Your Mother’ secara resmi dirilis untuk pertama kalinya

OPINIMUSIK.com – Lagu The Rolling Stones ‘Have You Seen Your Mother’ secara resmi dirilis untuk pertama kalinya.

Lagu The Rolling Stones
The Rolling Stones

Pada tahun 1966, The Rolling Stones menghasilkan dua video sebagai presentasi visual untuk lagu tersebut, yang ditulis oleh Mick Jagger dan Keith Richards, sebagai bagian dari album, Between the Buttons.

Nah, untuk pertama kalinya dua kali, video Peter Whitehead untuk lagu ‘Have You Seen Your Mother, Baby, Standing In The Shadow?’ itu secara resmi dirilis secara online.

Video pertama diambil di jalan-jalan New York pada tanggal 9 September 1966, dan termasuk cuplikan dari pemotretan oleh Jerry Schatzberg (fotografer) untuk sampul belakang single mereka.

Richards mengatakan kepada NME, “Foto itu hanya untuk lelucon, untuk lelucon,” dia menjelaskan tentang foto itu.

Sementara itu, video kedua di bawah ini diambil pada hari single tersebut dirilis, di Royal Albert Hall, London.

Video, yang sedikit kacau, menunjukkan Anda berulang kali muncul di atas panggung, dengan keamanan berjuang dengan situasi.

Video itu sendiri pertama kali dirilis ke publik dalam film dokumenter tahun 1979 Heroes of Rock and Roll.

Lagu The Rolling Stones ‘Have You Seen Your Mother’ secara resmi dirilis untuk pertama kalinya.

Jegger menjelaskan, “Lagu ini adalah cerita tentang seorang anak laki-laki dan burungnya. Beberapa lagu yang saya tulis hanya untuk iseng saja, yang juga didukung oleh perluasan ide. Anda harus mendengarkannya dan memberikan interpretasi Anda sendiri pada lirik. Bukan hanya tema. Kolaborasi ‘ma’,” jelas vokalis Rolling Stones itu kepada NME.

‘Have You Seen Your Mother, Baby, Standing In The Shadow?’ adalah single pertama The Rolling Stones yang dirilis secara bersamaan, tepatnya pada tanggal 23 September 1966 di Inggris dan Amerika Serikat.

FYI, masing-masing lagu berhasil mencapai No. 5 dan No. 9 di tangga lagu negara-negara tersebut.

Garasi Band Reunian dengan Dua Personil Baru!

OPINIMUSIK.com – Band rock Indonesia, Garasi Band, dikabarkan akan kembali dengan formasi paling awal.

Garasi Band
Garasi Band

Garasi Band yang dibentuk dari proyek film Garasi (2006) yang disutradarai Mira Lesmana ini kembali membawa tiga personel awal, antara lain Aiu Ratna, Fedi Nuril, dan Aries Budiman.

Tak hanya itu, Garasi juga menambah dua personel lainnya seperti Wembri Arlistha dan Axel Andaviar.

Dalam sebuah postingan di Instagram, Garasi mengatakan:

Kalau ini adalah momen untuk mereka melangkah ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

“Bukan hanya tentang bangkit kembali, tapi juga tentang keyakinan untuk mampu ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” tulis @garasiband_official, Jumat (9/9).

Garasi terakhir kali mengerjakan album penuh di tahun 2011 saat merilis album ketiga berjudul Kembali.

“Sebenernya kalau ‘Kembali’ itu judul album ketiganya, ini lebih ke reuni aja sih,” ucap Aries Budiman di channel YouTube TonightShowNet.

Meskipun belum kepikiran buat album penuh, Aries menambahkan kalau saat ini Garasi sedang menyiapkan beberapa karya baru.

“Tapi kalau misalkan untuk materi baru mungkin kita juga lagi bikin-bikin karya, single paling, nggak album dulu,” imbuhnya.

Band yang hits dengan lagu ‘Hilang’ itu baru aja tampil memukau di hadapan para penggemarnya di atas panggung Playlist Live Festival di Bandung, Minggu (18/9) lalu.

Siapa nih yang kemarin sempat nonton aksi panggung Garasi?

David Bowie Memiliki Dua Warna Mata Yang Berbeda

OPINIMUSIK.com – David Bowie Memiliki Dua Warna Mata Yang Berbeda. Sudah dua tahun Januari ini sejak legenda musik David Bowie meninggal dunia. Dikenal karena musik ikoniknya dan alter ego inspirasional Ziggy Stardust, Bowie akan selalu dianggap sebagai sosok yang melampaui batas. Seluruh gambarnya mewujudkan ini dan bahkan matanya tidak berbeda, karena warnanya berbeda kan? Salah!

David Bowie Memiliki Dua Warna Mata Yang Berbeda
David Bowie Memiliki Dua Warna Mata Yang Berbeda

David Bowie Memiliki Dua Warna Mata Yang Berbeda

Kondisi memiliki dua mata berwarna berbeda disebut heterochromia dan itulah yang diyakini oleh banyak orang rockstar ini. Ini tidak terjadi, karena ia sebenarnya memiliki kondisi mata yang disebut anisocoria.

Apa itu anisokoria?

Menurut American Academy of Ophthalmology, anisocoria adalah ketika pupil mata Anda tidak berukuran sama. Sementara banyak orang dapat memiliki pupil yang berbeda ukuran tanpa masalah, kelainan ini sebenarnya bisa menjadi gejala dari masalah mata yang serius.

Orang yang mungkin terkena anisocoria termasuk mereka yang memiliki:

  • Infeksi virus
  • Resiko terkena stroke
  • Masalah sistem saraf
  • Riwayat kerusakan mata
  • Pupil tonik Adie – kelainan neurologis langka yang memengaruhi pupil mata. Pada kebanyakan pasien, pupil sering melebar dan lambat bereaksi sebagai respons terhadap cahaya, sering dikaitkan dengan refleks tendon yang buruk

Bagi Bowie, mata kirinya yang menderita kondisi mata langka ini, itulah sebabnya mata itu tampak lebih gelap dibandingkan dengan iris mata kanannya yang berwarna biru cerah.

Jadi bagaimana David Bowie mengembangkan anisocoria?

Dalam gaya ikonik sejati David Bowie, sensasi musik ini mengembangkan anisocoria dalam kejatuhannya dengan temannya George Underwood, atas seorang gadis yang mereka berdua ingin kencani di musim semi tahun 1962. Baik?

Keduanya hanya 15, satu pukulan dari Underwood mengakibatkan kelumpuhan otot-otot Bowie yang berkontraksi di iris. Cedera itu menyebabkan empat bulan perawatan di rumah sakit dan pupil yang melebar secara permanen. Dokter menyimpulkan bahwa dia tidak akan bisa melihat dengan jelas lagi dari mata ini.

Untungnya kedua teman itu mengatasi ketidaksepakatan mereka dan Bowie dilaporkan berterima kasih kepada Underwood atas cedera mata yang menjadi salah satu fiturnya yang paling terkenal. Untuk seorang seniman yang menganut gagasan orang luar, dia tidak bisa meminta cedera yang lebih pas.

Meskipun mistik mata Bowie telah rusak, musik dan kepribadiannya yang legendaris akan berlanjut selamanya.

Ulang Tahun Ke-3 Classic Rock Kabupaten Semarang

‘Dahaga’ aksi panggung menyeruak di Alun-alun Bung Karno, Ungaran Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada momen puncak ‘We Will Rock You’ yang digelar dalam rangkaUlang Tahun Ke-3 Classic Rock Kabupaten Semarang (CRKS), Ahad (4/9) malam.

Bukan ‘kaleng-kaleng’, puncak parade panggung musik rock di Ibu Kota Kabupaten Semarang ini menghadirkan bintang tamu Roy Jeconiah dan Mugix Adam, dua sosok yang pernah memberi ‘nyawa’ bagi grup rock masing-masing.

Roy, sang eks vokalis band Boomerang, tampil dengan mengusung grup barunya, Jecovox, yang digawangi bersama Argon (bass), Adit (gitar), Iqbal (gitar), serta Adi (drum). Sementara Mugix yang eks drummer Power Metal ini tampil sepaket bersama Mr Jack, yang kini digawanginya dengan Dita Saferina (vocal).

Ulang Tahun Ke-3 Classic Rock Kabupaten Semarang (CRKS)
Roy eks vokali Boomerang

Penampilan para eks punggawa grup rock legendaris di Tanah Air ini cukup mampu menghentak dan ‘menyihir’ ratusan penikmat musik rock di Kabupaten Semarang dan daerah lain di sekitarnya yang dua tahun lebih cukup haus dengan atraksi panggung akibat pandemi.

Tak pelak, atmosfer simbiosis pun ‘pecah’ dalam konser anniversary ini. Dahaga para penikmat musik rock pun terobati malam itu. Di sisi lain, baik Mugix Adam maupun Roy Jeconiah pun cukup total demi memuaskan para penikmat aliran musik mereka.

Mugix Adam, misalnya, rela bermandi peluh dan melepas t-shirt-nya guna mengimbangi eforia yang memuncak. Ia tampil cukup impresif dan tetap enerjik dalam konser malam itu.

Tak kalah gahar Roy Jeconiah yang membuka penampilan flamboyannya dengan salah satu hits Metalica, Enter Sandman. Aksi dan interaksinya dengan para penonton dalam lagu kedua, Bento semakin menghidupkan panggung.

Total ada 10 lagu dari album Jecovox maupun Boomerang yang dibawakannya untuk membakar ghirah para penggemar dan penikmat musiknya. Antara lain Sang Saka, Selamanya, Bawalah Aku, Seumur Hidup, dan Pelangi.

Aksi menegangkan juga ditunjukkannya saat memanjat tiang panggung rigging setinggi 12 meter untuk menghibur dan menyapa para penggemarnya. Aksi ini dilakukannya untuk membalas sambutan para penonton konser ini.

Memenuhi janjinya untuk memberikan kejutan, baik Mugix Adam maupun Roy Jeconiah, pun ‘ngejam’ bersama talenta belia rock Kabupaten Semarang, Sinya Kaori. Bocah yang akrab disapa Ai ini mendapatkan apresiasi dari Roy Jeconiah usai menyelesaikan dua lagu Berita Cuaca dan Tragedi.

“Sekarang dia masih berusia 11 tahun tapi sudah punya telenta luar biasa, mudah-mudahan Ai bisa menjadi penerus musik rock masa depan dan juga motivasi para musisi yang lainnya untuk tetap bersemangat,” tegas Roy.

Sebelumnya, dalam konferensi pers, Roy Jeconiah mengungkapkan, ada beberapa alasan untuk tampil di konser anniversary ke-3 CRKS ini. Tak lain adalah kesamaan misi untuk tetap menjaga ‘api’ musik rock di Tanah Air tetap menyala, serta spirit untuk mencintai musik rock tidak pernah padam.

Alasan berikutnya, memang baru kali ini ada yang ‘mengundang’ untuk tampil konser setelah dua tahun terakhir dihantam pandemi. Kenapa Ungaran, sebenarnya hanya masalah ‘pelakunya’ saja.

“Mudah-mudahan dari sini (Ungaran) akan membuka kembali konser terbuka setelah pandemi mereda dapat digelar, untuk para menyirami dahaga pecinta musik rock di Tanah Air,” tegasnya.

Sebelumnya, acara anniversary ke-3 CRKS juga menampilkan tak kurang 24 grup band rock. Ke-12 grup di antaranya dari Kabupaten Semarang, dua grup asal Kota Semarang. “Sisanya dari berbagai daerah di Jateng,” ungkap ketua panitia, Dody Prasetyo.

Kisah Dibalik Lagu Hit AC/DC

OPINIMUSIK.com – AC/DC adalah band rock Australia. Setelah 41 tahun berdiri, band ini masih menunjukkan kekuatannya. “Rock or Bust”, album ke-15 mereka yang baru dirilis, langsung menduduki puncak tangga lagu 40 teratas di berbagai negara. Kisah Dibalik Lagu Hit AC/DC 75.200 tiket konser mereka di Wembley tahun depan terjual habis hanya dalam waktu satu jam.

Kisah Dibalik Lagu Hit AC/DC

Kematian Bon Scott, vokalis pertama, pada Februari 1980 karena overdosis alkohol. Penyakit Malcolm Young karena Demensia memaksanya untuk tidak dapat merekam dan tur. Phil Rudd ditangkap atas tuduhan merencanakan pembunuhan dan memiliki narkotika. Tidak ada yang mencegah AC/DC untuk terus bekerja.

Bon Scott & Angus Young

Para pecinta musik patut angkat topi kepada sang gitaris, Malcolm Young, karena lewat tangannyalah lagu-lagu hits AC/DC lahir. “Tidak ada yang seperti dia (Malcolm). Keith Richards mencintainya, tapi Keith Richards membenci ‘semuanya’. Saya tidak bisa memikirkan terlalu banyak band dari tahun 70-an dan 80-an yang memiliki pemain gitar dengan gaya unik, variasi akord, yang hanya menggunakan formula 12-bar blues,” ujar Slash yang juga merupakan teman personel AC/DC ini.

Berikut cerita di balik lagu-lagu andalan AC/DC:

1. “Let There Be Rock”

AC/DC telah memainkan lagu-lagu ini di setiap pertunjukan sejak tahun 1978. Angus Young menyetel amplinya dengan sangat keras hingga meledak dalam rekaman.

Malcolm menontonnya dengan mata terbelalak tapi dia berkata ‘Ayo terus bermain!’ padahal ampli saya sudah mengeluarkan asap

Angus Young

Pada tahun-tahun awal mereka, konser AC/DC hanya ditonton kurang dari 100 orang.

AC/DC

Let There Be Rock

2. “Dirty Deeds Done Dirt Cheap”

Lagu ini terinspirasi dari film kartun “Beany dan Cecil”, film kesukaan Angus Young ketika ia masih kecil. Dalam sebuah episode serial TV ‘The Simpsons’ di tahun 2008, terungkap jika Ned Flanders adalah penggemar dari band tribut kristiani AC/DC yang membawakan lagu ini dalam versi mereka yang disensor “Kindly Deeds Done For Free.”

3. “The Jack”

Dari album “High Voltage” yang rilis 1975, lagu ini awalnya berjudul “The Clap”. Seperti nama penyakit kelamin yang menular. Menceritakan pengalaman ketika mereka masih tinggal bersama di satu rumah di Australia awal 1970-an.

4. “Thunderstruck”

Lagu pembuka album ‘The Razor Edge’ (1990) terinspirasi dari pesawat yang ditumpangi Angus Young terjebak badai badai. AC/DC menjadi headline untuk pertama kali saat manggung di Victoria Park tahun 1975.

5. “Whole Lotta Rosie”

Lagu ini bercerita tentang pengalaman mendiang Bon Scott, vokalis pertama AC/DC, dengan teman wanitanya yang berusia 19 tahun. Di pertunjukan live mereka, lagu ini biasanya disertai kemunculan boneka raksasa di atas panggung.

6. “You Shook Me All Night Long”

Ini adalah lagu pertama yang ditulis vokalis Brian Johnson bersama AC/DC setelah kematian Bon Scott. Johnson mengatakan, “Bagi saya, itu mungkin salah satu lagu rock terbaik yang pernah ditulis.”

Pada tahun 2002 Celine Dion dan Anastacia mencoba meng-cover lagu ini. Namun sayang, sebuah survei baru-baru ini menyatakan, lagu versi Celine Dion ini dianggap sebagai lagu daur ulang terburuk sepanjang masa.

7. “Back In Black”

Album “Back in Black” yang rilis tahun 1980 mendapat banyak pujian dan termasuk salah satu album rock terbesar sepanjang masa. Lagu “Back in Black” berawal dari riff yang Malcolm Young selalu memainkan saat latihan pemanasan selama bertahun-tahun. Sebagai hasilnya kepada Bon Scott, yang meninggal enam bulan sebelum dirilisnya album ini, mereka lirik ‘Forget the hearse/’Cause I never die’.

Lagu ini menjadi sorotan di Glastonbury 2008 ketika Jay-Z menggunakannya sebagai soundbed untuk lagu “99 Problem”.

8. “For Those About To Rock (We Salute You)”

Judul / chorus lagu ini diambil dari pencarian kuno yang digunakan oleh gladiator Romawi (“Hail Caesar, we, who are about to die, salute you!”). Sementara suara meriamnya terinspirasi oleh acara pernikahan Pangeran Charles dan Diana tahun 1981. Ketika AC/DC sedang latihan lagu tersebut, suara artileri acara pernikahan Diana terdengar melalui dinding studio.

9. “Highway To Hell”

Hits AC/DC terbesar yang rilis 1979. Banyak yang menilai lagu ini bercerita tentang hingar bingar kehidupan tur grup rock yang penuh hedonisme. Ada juga yang mengatakan lagu ini adalah sebuah ironi dari lagu kebangsaan Led Zeppelin, “Stairway To Heaven”.

Sebenarnya, ada penjelasan yang lebih gamblang. “Highway To Hell” adalah julukan yang diberikan pada sebuah jalan, Canning Highway. Sebuah jalan di Australia yang sering dilalui oleh vokalis, Bon Scott, ketika hendak pergi ke pub favoritnya, The Raffles.

BLACKPINK releases BORN PINK

BLACKPINK releases BORN PINK

BLACKPINK

Ahead of the comeback day, BLACKPINK shared a list of the contents of the songs on the album “Born Pink”.

BLACKPINK’s latest album will have 8 songs, including “Pink Venom” which was released as a single some time ago. The title track is titled “Shut Down” which was written by composers TEDDY and 24.

Meanwhile, members Jisoo and Rose co-wrote the lyrics for song number four, “Yeah Yeah Yeah”, along with VVN and KUSH.

BLACKPINK releases BORN PINK

Of course, this phenomenon is quite interesting, but many fans are disappointed. The reason is, the album “Born Pink” only has 8 song titles.

Meanwhile, among the 8 songs, the titles “Ready For Love” and “Pink Venom” were listed, which in fact had been released before “Born Pink” brought out his latest work.

This indicates that there are only 6 new songs from BLACKPINK that fans have been waiting for for a long time.

BLACKPINK releases comeback album, BORN PINK
BLACKPINK releases comeback album, BORN PINK

As for “Pink Venom”, which is a pre-release single and was released on August 19th, it is also included in Born Pink. Born Pink album will be released Friday, September 16, 2022.

According to the YG Entertainment statement, the release of the second album will be followed by BLACKPINK’s world tour starting October 2022.

Based on the schedule in the tour announcement, BLACKPINK will have a concert in Jakarta, Indonesia on March 11, 2023

Justin Bieber concert has been cancelled

OPINIMUSIK.com – Singer Justin Bieber’s concerts in several countries had to be cancelled. This was known from Instagram promoter PK Entertainment. PK Entertainment uploaded an announcement of the decision of Justin Bieber’s management to cancel concerts in several countries due to the musician’s health condition.

There are several countries whose Justice World Tour concerts have been canceled, namely Chile, Argentina, South Africa, Bahrain, United Arab Emirates, Israel, and India.

The cancellation was due to the musician’s health condition.

“It is with great regret that, given Justin’s poor health, the following performances have been canceled and all tickets will be refunded,” Justin Bieber’s management wrote in a statement posted by PK Entertainment.

“Please return to the purchase site for a refund explanation,” they continued.

However, PK Entertainment ensures that Justin Bieber’s concert in Indonesia is still on schedule on November 2 and 3, 2022.

“We would like to clarify to ticket holders that contrary to media reports, the entire Justice World Tour has not been cancelled,” PK Entertainment wrote in a statement.

“For now, the Justin Bieber Justice World Tour 2022 Jakarta, which will be held on November 2 and 3 at the Bung Karno Madya Stadium, Jakarta, remains on schedule,” continued PK Entertainment.

PK Entertainment will announce again if there are changes to the schedule in the future.

Lastly, the promoter hopes that Justin Bieber will recover from his illness soon.

We pray for Justin to recover as soon as possible. Hope to see you there, Beliebers!”

PK Entertainment.

It was previously reported that Justin Bieber canceled the remainder of his Justice World Tour in North America to focus on his health.

Justin is known to have Ramsay Hunt Syndrome which makes half of his face paralyzed.

Justin Bieber exhausted after trying to continue his Justice World Tour concert.

But when lived, Justin felt exhausted. Until the last concert in Brazil, Justin felt he could no longer continue his tour schedule as planned.

“And I realized that I had to prioritize my health now. So I’ll be taking a break from touring for now. I’ll be fine, but I need time to rest and get better.”

Previously in June 2022, he postponed a tour in the United States because he was recovering from suffering from Ramsay Hunt Syndrome.

Motley Crue Soundtrack For The Retaliators

Soundtrack For The Retaliators – Utilizing the symbiotic relationship between his Better Noise film studio and record label, Allen Kovac simultaneously promotes his artists and movies

Members of Motley Crue made several contributions to the soundtrack to “The Retaliators,” and drummer Tommy Lee (far right) appears in the film.

“I don’t understand why more labels aren’t in film,” Allen Kovac, founder-CEO of Better Noise Films and Better Noise Music, tells Billboard. “Apple still doesn’t have their music division talk to their film division. Why not? They’re in the same business. They should be working together … and labels should be doing films and using the music and the movies to help each other.”

Kovac knows this from experience.

With the The Dirt, the 2019 adaptation of Mötley Crüe’s band memoir and the first production by Better Noise Films, Kovac — who also leads the 10th Street Entertainment management company — had not only a Netflix hit, but also a soundtrack that gave the band its first top 10 entry on the Billboard 200 albums chart in 11 years. The project put some rocket fuel behind the Crüe’s catalog — which the band sold to BMG earlier this year — and its success is credited with spurring the quartet to reunite for this year’s co-headlining The Stadium Tour with Def Leppard. The outing did great box office: The tour’s 35 shows (it ran June 16 through Sept. 9) grossed $173.5 million and sold 1.3 million tickets, according to Billboard Boxscore.

Better Noise Films’ second effort, 2020’s Sno Babies — a drama about addiction issues in a middle-class neighborhood — was another pairing of movie and music, accompanied by a soundtrack loaded with Better Noise Music and 10th Street artists. Crüe leader/bassist Nikki Sixx put together a supergroup called Artists for Recovery to record the film’s signature track, “Maybe It’s Time,” a song Sixx originally recorded with his side project Sixx:A.M. Artists for Recovery included members of Def Leppard, Slipknot, Five Finger Death Punch and Bad Wolves, as well as Slash and country hitmaker Brantley Gilbert.

Now Better Noise Films is coming with The Retaliators, a horror thriller that has been getting raves at film festivals and opens today in theaters for a monthlong run before moving to on-demand platforms. It, too, comes in tandem with a 19-song soundtrack (out Sept. 16), but takes the synchronicity a step further by featuring Better Noise Music artists as characters in the film. Among those making appearances are Mötley Crüe drummer Tommy Lee, Papa Roach’s Jacoby Shaddix and members of Five Finger Death Punch, The Hu, Eva Under Fire, From Ashes to New and Ice Nine Kills.

“Music and movies have always gone together for me,” says Sixx — who along with Sixx:A.M. bandmate James Michael penned “The Retaliators Theme (21 Bullets)” for the end credits, featuring Mötley Crüe, Asking Alexandria, Ice Kills Nine and From Ashes to New. “It’s fun as a songwriter to write within guidelines and then hand it off to the producers. It’s great for an artist because it brings your music to a whole new audience.”

That symmetry and symbiosis is, in fact, what drives Kovac’s philosophy as a music executive working in the film world to create mutually beneficial vehicles.

“They fit together because the algorithms talk to each other,” Kovac explains via Zoom, alongside The Retaliators’ star and co-producer Michael Lombardi. “It’s all about taking your time, using your gut but also using data. If you know the psychographic and demographics of your artists, you know how they can fit with the movie. And then you can go to the guy from Ozark [Marc Menchaca] and see if he’ll take a part, and now you’ve got a way to communicate with the Ozark audience. You can take a guy from Game of Thrones and be able to communicate with that audience.

“So it’s really about taking the music side and using data to be able to lift the songs up and lift the movie up and have them all work together.”

The Retaliators reached Better Noise Films via Lombardi, a musician, actor and producer who also worked on Sno Babies. The story came from songwriter brothers Darren and Jeff Allen Geare, based on their emotions after their sister was violently assaulted; in the film, Lombardi plays a pastor who enters a dark, violent criminal underworld while seeking justice and vengeance.

“The musical aspect just jumped off the page,” Lombardi recalls. “The script was a wink at the ’80s and ’90s, whether it’s The Lost Boys, Judgment Night, The Crow — all those films jumped out at me when I read the script, and Allen said he saw it, too. Allen told me from the beginning, ‘Let’s make a good movie first.’ And once we knew we had that, all these other things, obviously, fit perfectly into Allen’s wheelhouse with Better Noise Music.

“So he said, ‘Let’s put our musicians in it… Let’s make sure we’re not making a giant music video, but we’re making a film with real actors and our musicians have an opportunity to act, so it’s more of a symbiotic relationship.’ ”

However, the music selection was made concurrently with the film production, as Kovac, Lombardi and company began to get a sense of what might work best for specific sequences. They also brought in the Stranger Things team of Kyle Dixon and Michael Stein to write the score, netting, as Kovac notes, yet another potential audience for The Retaliators.

“We worked and waited till we had the right songs,” says Kovac, a process that continued until the middle of August, with original choices swapped out and replaced by others. “We’ve been filming for a few years,” says Lombardi, referring to a process that leaped among five different locations during the pandemic — and was, in fact, one of the last films in production before everything shut down during the spring of 2020. “So we have songs in there that have performed wonderfully through the festival run, but when Allen comes in with something new and says, ‘This song is badass, I want it in,’ we find a spot where it fits… Ultimately, it’s all the same artists he’s always wanted in it, but we might’ve changed a song if they came up with a new one that might work better.”

The Retaliators soundtrack is marked by collaborations that the Better Noise team put together. In addition to the end-credits theme, Crüe’s Vince Neil joins Classless Act on “Classless Act,” Crüe guitarist Mick Mars and Asking Alexandria’s Danny Worsnop pair with Hyro the Hero for “Who’s Playing That on the Radio?,” and Lee gets help from Push Push on “Tops.” Shaddix guests on The Hu’s “Wolf Totem,” Within Temptation is featured on Asking Alexandria’s “Faded Out,” Nothing More contributes “Tired of Winning,” and former Five Finger Death guitarist Jason Hook, and Ice Nine Kills’ Spencer Charnas jumps on both Eva Under Fire’s “Blow” and Bad Wolves’ “If Tomorrow Never Comes.”

Songs and videos started being released in mid-August, with almost all of them reaching seven- and eight-figure views on YouTube. “Wolf Totem,” whose official video has earned over 77.5 million views since being released nearly four years ago, has gained another 30.7 million with the version that features Shaddix.

“Those music videos and the social media [the bands] are doing, along with radio playing the music … it promotes the film,” Kovac says. “And now when the film comes out, it will push the songs, some of which may be 2 years old by now.” To date, 16 tracks that are affiliated with the film have amassed a combined 537.8 million global on-demand audio and video streams, according to Luminate.

Lombardi adds that more videos will be released after The Retaliators hits theaters to help cross-promote its subsequent digital, on-demand and home video releases. “Everything supports everything else,” he notes. “We use scenes from the movies in the videos or the actors or one of the sets, and it promotes the movie. Or people will say, ‘Hey, that actor was really good,’ and look him up and [say], ‘Omigod, that’s Jacoby Shaddix! That’s [Five Finger Death Punch’s] Ivan Moody [and] Zoltan Bathory!’ and go check out the music.”

As for the musicians’ acting chops, Lombardi crows that “across the board, every single cameo they made were fantastic — not that I thought they wouldn’t be, because they’re storytellers and they perform onstage. What they needed to do was hone it in so it’s a little smaller than how they’re used to performing. But they all came to play. They were all well-informed and prepared. They know their characters’ point of view and objective, and were all really good.

“If you weren’t a fan of Papa Roach, you’d think Jacoby Shaddix was just an actor in the film. Same with Five Finger Death Punch; they look the part, per Allen saying, ‘Hey, these guys are a motorcycle gang!’ They’re all fantastic.”

All of this, according to Kovac, supports his contention that music and film can piggyback off each other to their mutual benefit. He confesses to being a zealot about that idea, and professes confusion and disappointment that more of his colleagues don’t see the same potential.

“I have these conversations with all of the majors, and they say, ‘We’re not filmmakers,’ ” Kovac says. “I’m not a filmmaker! I don’t even go to the set… I look at the algorithms and I figure out what will work well together and make it happen. I really care about the industry, and I don’t understand why more of [the labels] aren’t doing that. I think we still operate in quarterly billing to help banks sell to analysts without thinking about the long-term. I think by [combining] film and music there’s short-term and long-term gains for everybody.”

NTRL Boleh Pakai Nama Netral Lagi

Grup musik NTRL sudah boleh memakai nama Netral lagi. Cerita tersebut dibagikan salah satu personel NTRL, Coki saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

“Nggak apa-apa, sudah damai,”

Coki

Personel yang lain, Bagus, menambahkan bahwa Bimo sudah membolehkan memakai nama Netral lagi. Bimo adalah eks personel Netral.

“Nggak masalah sih. Si Bimo sudah nyerahin ke Netral. Kalau mau dipakai, silakan,”

Bagus

Permasalahan nama Netral sendiri sebenarnya sudah diselesaikan sejak lama. Bahkan kata Coki, mereka hanya butuh waktu satu minggu untuk menyelesaikan masalah nama band.

“Dari pertama juga sebenarnya cuma salah paham. Dari dulu, seminggu setelahnya juga sudah damai sebenarnya. Jadi pas rame-rame, seminggu setelahnya sudah damai,” kata Coki.

Para personel NTRL sendiri lah yang akhirnya memilih untuk tidak lagi memakai nama Netral sebagai identitas band.

“Dari kaminya sendiri yang, ya sudah lah. Apa arti sebuah nama? Mau nanti kami pakai nama Sendok juga personelnya tetap kami kan,” ujar sang drummer Eno seraya tertawa.

Hanya saja, para personel NTRL tetap memperbolehkan penggemar mereka untuk menyebut band dengan nama Netral.

“Jadi sebutannya boleh Netral boleh NTRL,” ucap Bagus.

Sebagai pengingat, keluarnya Bimo dari Netral pada 2015 turut membuat band tersebut mengganti nama menjadi NTRL.

Menurut keterangan Bimo saat itu, Bagus dan kolega menolak membayar royalti untuk nama Netral yang ia daftarkan.