
5 Musik folk Indonesia
OPINIMUSIK.COM – Beberapa tahun terakhir, belantika musik tanah air dimeriahkan oleh genre folk. Genre ini sedang naik daun dan cukup populer di kalangan anak-anak muda. Musik Folk Indonesia digemari karena musiknya yang teduh, liriknya yang damai dan menceritakan tentang hal-hal sederhana di sekitar kita.
Selain bercerita tentang asmara dan kehidupan, ada beberapa musisi folk yang menceritakan tentang alam sebagai topik utama di lagunya. Mulai dari debur ombak di pesisir pantai, rintik hujan hingga suasana di ketinggian gunung. Simak yuk!
1. Senandung Alam Raya – Senja Tiba di Pesisir
“Melangkah di pasir putih, seakan melepas duka lara diriku, mata yang sayu. Gemuruh ombak yang merdu, terombang-ambing seperti hati yang pilu. Senandung merindu…”
Berjudul “Senja di Pesisir”, Senandung Alam Raya mengajak kita sejenak untuk merasakan damainya suasana matahari terbenam di pesisir pantai. Apalagi, di pertengahan lagu disertakan suara debur ombak beserta gelak tawa anak-anak kecil yang sedang bermain di pinggir pantai. Coba dengarkan dengan mata terpejam untuk merasakan keindahannya.
2. Oka Rimba – Dimana Tanah Meninggi
“Kulepas beban dunia di malam di mana tanah meninggi. Lebih tinggi dari budi manusia. Lebih tinggi, lebih tinggi dari pikiran manusia.”
Diiringi dengan gitar akustik dan vokal, tidak lantas membuat lagu ini jadi boring. Berjudul “Dimana Tanah Meninggi”, Oka Rimba, solois kelahiran Surabaya ini seolah mengajak kita untuk merasakan keindahan panorama alam di ketinggian. Musik videonya pun diambil di kawasan Bromo Tengger Semeru yang tampak apik secara visual.
3. Fourtwnty – Puisi Alam
“Rebahkan lelah tubuh di tempat tinggi tak berpenghuni. Lupakan sejenak masalah duniamu. Lembut sang awan kan menyambutmu. Bermimpi ku berada di tempat indah yang tak terjamah. Hanya ada aku dan teman-temanku. Mimpi-mimpi tak seperti mimpi…”
Perkara musik yang lembut dan menenangkan, mungkin tidak ada yang bisa mengalahkan Fourtwnty. Salah satu karya terbaiknya adalah lagu berjudul “Puisi Alam”. Kita seolah sedang berada di gunung bersama teman-teman kita dan menikmati kebersamaan serta kesunyian alam di ketinggian. What a beautiful song!
4. Efek Rumah Kaca – Desember
“Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi di balik awan hitam. Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini, menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda.”
Beberapa lagu ciptaan Efek Rumah Kaca biasanya berbicara soal kritik sosial, seperti “Sebelah Mata” yang dibuat untuk menyoroti ketidakadilan pada kasus Novel Baswedan atau “Mosi Tidak Percaya” yang dibuat untuk mengkritik kinerja DPR.
Namun, berbeda dengan “Desember” yang menceritakan tentang rintik hujan yang turun di penghujung tahun. Lagu ini memiliki tempo yang lambat serta vokal yang mendayu-dayu, seolah sedang merayu hujan. Tenang, damai dan menentramkan saat didengar.
5. Ain Nasriko – Awi Hatala
“Awi Hatala tege rencana je labih bahalap…”
Musik folk Ain Nasriko kental dengan iringan perkusi dan petikan melodi akustik yang damai khas Dayak, di lagu “Awi Hatala” kita diajak untuk hanyut dengan nuansa alunan musik yang hanya dimainkan dengan satu chord.